SKYSHI MEDIA – Ketika membicarakan kuliner jalanan, pikiran banyak orang mungkin langsung tertuju ke Asia atau Amerika Latin. Namun, Afrika juga menyimpan kekayaan street food yang unik, meski sering luput dari sorotan. Dari pasar tradisional hingga sudut jalan perkotaan, makanan jalanan Afrika bukan hanya sekadar pengisi perut, tetapi juga cerminan budaya dan tradisi yang diwariskan turun-temurun.
Di Nigeria, misalnya, ada suya—daging sapi panggang berbumbu kacang dan rempah yang harum. Di Ethiopia, sambusa dengan isian lentil atau daging menjadi teman teh sore yang populer. Sementara di Afrika Selatan, bunny chow, roti berongga berisi kari pedas, menjadi simbol kuliner perkotaan.
Yang menarik, setiap street food di Afrika lahir dari kearifan lokal: pemanfaatan bahan sederhana, pengaruh perdagangan internasional, hingga sentuhan khas bumbu tradisional. Meski jarang dibicarakan di media kuliner global, popularitas street food Afrika mulai menanjak berkat wisatawan yang penasaran akan rasa autentik yang berbeda dari kebiasaan mereka.
Street food di Afrika bukan hanya soal makanan, tetapi juga pengalaman—duduk bersama di bawah langit terbuka, berbagi cerita, dan merasakan kehangatan komunitas. Di sanalah, kelezatan rasa berpadu dengan kehangatan budaya.***