Tanggamus Rayakan Hari Batik Nasional: Bunda PAUD Dorong Generasi Muda Cinta Budaya

banner 468x60

SKYSHI MEDIA – Suasana Taman Wisata Way Lalaan yang biasanya tenang, Kamis (2/10/2025), mendadak bergemuruh dengan semangat budaya. Bunda PAUD Kabupaten Tanggamus, Dra. Hj. Siti Mahmudah Saleh Asnawi, M.Pd., hadir membuka acara perayaan Hari Batik Nasional dengan tema “Ayo Membatik”, inisiasi dari IGTKI-PGRI Kabupaten Tanggamus yang bertujuan menumbuhkan kecintaan anak-anak dan masyarakat terhadap batik sebagai warisan budaya nasional.

Acara ini dihadiri sekitar 800 peserta, terdiri dari guru TK, siswa, dan wali murid dari seluruh penjuru Kota Agung. Kehadiran massal ini bukan sekadar simbol partisipasi, melainkan deklarasi nyata bahwa budaya lokal, khususnya batik Tanggamus, memiliki nilai estetika dan filosofi yang patut dilestarikan.

banner 336x280

Dalam sambutannya, Bunda PAUD menekankan bahwa batik lebih dari sekadar kain hias; ia adalah identitas dan filosofi bangsa yang telah diakui dunia. “Batik Tanggamus adalah cerminan kekayaan pesisir yang memesona. Setiap motif, mulai dari Belah Ketupat dan Lumba-Lumba yang lincah, hingga Bunga Kamphai dan Sanggi yang anggun, menceritakan sejarah dan budaya kita. Ini adalah warisan yang harus kita cintai, hargai, dan kenakan dengan bangga,” ujar Bunda PAUD dengan penuh semangat.

Acara ini tidak hanya menampilkan proses membatik, tetapi juga mengedukasi peserta mengenai filosofi di balik setiap motif. Bunda PAUD mengajak guru dan siswa untuk menjadikan batik motif Tanggamus sebagai simbol identitas diri, mencerminkan kepribadian santun, etis, dan penuh hormat. Dengan kata lain, batik menjadi sarana pendidikan karakter yang menghubungkan generasi muda dengan akar budaya mereka.

Prosesi peresmian dibuka dengan doa dan ucapan bismillahirrahmaanirrahiim. Setiap goresan malam dan celupan warna bukan hanya bagian dari seni membatik, tetapi juga diharapkan membawa doa perlindungan dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Selain kegiatan membatik, perayaan ini juga diwarnai dengan alunan pantun yang menggambarkan penghargaan terhadap guru TK sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Pantun-pantun tersebut menekankan peran penting guru dalam membentuk karakter anak, mengajarkan nilai-nilai luhur, dan membimbing generasi penerus menuju kesuksesan.

“Kegiatan ini adalah momentum emas. Tidak sekadar mempromosikan kain, tapi juga mengukuhkan tekad kita untuk memberikan yang terbaik bagi generasi muda melalui pelestarian budaya yang memuliakan jiwa,” pungkas Bunda PAUD.

Perayaan Hari Batik Nasional di Tanggamus menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dan budaya dapat berjalan beriringan. Dengan melibatkan anak-anak sejak dini, pemerintah kabupaten berharap lahir generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mencintai dan melestarikan warisan budaya bangsa.***

banner 336x280