5 Kesalahan UMKM yang Harus Dihindari Agar Tidak Bangkrut

banner 468x60

SKYSHI MEDIA – UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, lebih dari 60 persen kontribusi PDB nasional berasal dari sektor UMKM. Tidak hanya itu, UMKM juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga keberadaannya sangat vital untuk pertumbuhan ekonomi.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan banyak UMKM yang tidak mampu bertahan lama. Sebagian besar gagal berkembang bahkan gulung tikar hanya dalam hitungan tahun. Apa penyebabnya? Ternyata, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan pelaku UMKM hingga membuat usaha mereka bangkrut. Artikel ini akan membahas lima kesalahan utama yang wajib dihindari agar UMKM bisa tetap tumbuh dan bertahan.

banner 336x280

1. Tidak Memiliki Perencanaan Bisnis yang Matang

Kesalahan paling fatal yang sering dilakukan UMKM adalah menjalankan usaha tanpa perencanaan yang jelas. Banyak pelaku usaha memulai bisnis hanya karena ikut tren atau sekadar mencoba peruntungan. Padahal, bisnis memerlukan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang.

Perencanaan bisnis meliputi analisis pasar, strategi pemasaran, perhitungan modal, hingga proyeksi keuntungan dan kerugian. Tanpa rencana, pelaku UMKM tidak memiliki arah yang jelas. Akibatnya, usaha berjalan asal-asalan dan berisiko besar mengalami kebangkrutan.

2. Mengabaikan Pencatatan Keuangan

Keuangan adalah urat nadi sebuah bisnis. Namun sayangnya, banyak pelaku UMKM yang tidak mencatat keuangan dengan baik. Uang pribadi sering tercampur dengan uang usaha, sehingga sulit mengukur keuntungan yang sebenarnya.

Kesalahan ini menyebabkan pelaku UMKM tidak mengetahui kondisi keuangan secara jelas. Akhirnya, mereka kesulitan mengambil keputusan bisnis yang tepat, seperti kapan harus ekspansi atau kapan harus menekan biaya operasional. Dengan pencatatan keuangan yang rapi, UMKM bisa lebih mudah mengatur arus kas, memprediksi risiko, dan menarik investor atau pinjaman bank.

3. Kurang Memahami Pemasaran Digital

Di era digital seperti sekarang, pemasaran tidak bisa hanya mengandalkan cara konvensional. Sayangnya, banyak UMKM yang masih bergantung pada cara lama, seperti promosi dari mulut ke mulut atau hanya mengandalkan lokasi strategis.

Padahal, media sosial, marketplace, dan website bisnis bisa menjadi sarana efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Mengabaikan pemasaran digital sama saja dengan menutup peluang besar di depan mata. Dengan memanfaatkan teknologi, UMKM bisa lebih mudah membangun brand, meningkatkan penjualan, dan bersaing dengan perusahaan besar.

4. Tidak Mengutamakan Kualitas Produk atau Layanan

Kesalahan lain yang sering dilakukan UMKM adalah hanya fokus pada penjualan, tetapi mengabaikan kualitas produk atau layanan. Padahal, konsumen sekarang lebih kritis dan mudah berpindah ke kompetitor jika merasa tidak puas.

Kualitas produk yang buruk atau pelayanan yang kurang ramah dapat membuat bisnis kehilangan pelanggan setia. Ingat, membangun kepercayaan pelanggan membutuhkan waktu lama, tetapi kehilangan mereka hanya butuh hitungan detik. Oleh karena itu, menjaga kualitas harus menjadi prioritas utama agar bisnis bisa bertahan dalam jangka panjang.

5. Terlalu Cepat Melakukan Ekspansi

Banyak pelaku UMKM tergiur untuk membuka cabang baru setelah usaha terlihat berkembang. Namun, ekspansi yang terlalu cepat justru bisa menjadi bumerang. Tanpa modal yang cukup, tim yang solid, dan strategi yang tepat, ekspansi bisa membuat bisnis terbebani utang dan sulit bertahan.

Ekspansi sebaiknya dilakukan setelah bisnis benar-benar stabil, memiliki manajemen keuangan yang sehat, serta mampu memastikan kualitas produk dan layanan tetap konsisten. Jangan sampai keinginan untuk cepat besar justru menjadi alasan utama bisnis jatuh bangkrut.

Menjalankan UMKM memang penuh tantangan, tetapi juga menyimpan peluang besar jika dikelola dengan baik. Lima kesalahan di atas menjadi pelajaran penting bagi pelaku usaha agar tidak mengulanginya. Dengan perencanaan bisnis yang matang, pencatatan keuangan rapi, pemanfaatan digital marketing, menjaga kualitas, serta strategi ekspansi yang tepat, UMKM bisa terus berkembang dan menjadi pilar penting perekonomian Indonesia.***

banner 336x280